Islam Rahmat Tidak Mengajarkan Perilaku Ekstrim

Dien Islam, datang dari Allah Yang Maha Penyayang. Dalam banyak ayat, Allah Azza wa Jalla menjelaskan salah satu diantara sifatNya ini, diantaranya firman Allah Azza wa Jalla :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ {1} الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ {2} الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [al Fatihah/1 : 1-3].

Kemudian dien ini diamanahkan kepada seorang Rasul yang juga bersifat rahim. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla,

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَاعَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min. [at-Taubah/9 :128]

Tujuan pengutusan Rasul ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh Alam. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّرَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [al-Anbiya/21 : 107].

Mungkinkah dien yang datang dari Allah Yang Maha Penyayang, diamanahkan kepada seorang rasul yang juga penyayang dan tujuan pengutusannya juga sebagai rahmat, mengajarkan ekstrimisme ?

Banyak nash-nash dalam Al Qur’an maupun hadits shahih yang menjelaskan ajaran dien ini. Dien ini mengajarkan kepada pemeluknya agar memiliki rasa kasih sayang kepada manusia, bukan hanya kepada sesama muslim, akan tetapi kepada semua manusia bahkan juga kepada hewan. Perhatikanlah hadits-hadits shahih yang memerintahkan kepada kaum muslimin agar mengasihi yang dimuka bumi.

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Orang-orang yang menyayangi akan disayang oleh Dzat yang Maha Penyayang. Sayangilah orang yang ada di muka bumi, niscaya Dzat yang ada diatas langit (Allah) akan menyayangi kalian.

Perhatikanlah juga kisah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika disakiti oleh kaumnya saat mendakwahi mereka, sampai melukai jasad beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat itu, malaikat penjaga gunung di Makkah mendatangi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menawarkan bantuan untuk membalas perlakuan kaumnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menerima tawaran itu, sebaliknya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohonkan ampunan buat mereka, karena mereka tidak tahu.

Terhadap hewan, dien ini juga mengajarkan agar memiliki kasih sayang. Karenanya, ketika hendak melakukan penyembelihan hewan, dien ini mengajarkan agar menggunakan pisau yang tajam.

Inilah ajaran Islam dan inilah gambaran sekilas tentang perilaku pembawa risalah ini, yang digambarkan sebagai gembong teroris oleh musuh Islam. Alangkah jauhnya tuduhan mereka dengan ajaran dan perilaku yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan.

Islam tidak mengajarkan ekstrimisme kepada pemeluknya. Sebaliknya sangat menganjurkan agar berkasing sayang. Islam menghargai dan membalas setiap perbuatan baik seorang muslim yang berbuat baik kepada orang lain bahkan menganggapnya sebagai bagian dari iman. Meskipun perbuatan itu dipandang rendah oleh manusia, misalnya menyingkirkan gangguan dari jalan. Jadi Islam berlepas diri dari segala perbuatan ekstrim yang dilakukan atas nama Islam.

Kalaupun ada diantara pemeluknya yang berbuat ekstrim, mestinya tidak langsung menuduh bahwa Islam itu ekstrim, rasulnya seorang teroris dan pemeluknya ekstrimis.

Kalau kita mau adil, maka kita akan dapatkan bahwa perbuatan ekstrim, tidak hanya dilakukan oleh sebagian orang yang mengaku Islam,akan tetapi juga dilakukan oleh non muslim. Perbuatan ekstrim tidak hanya bersumber dari negara-negara yang berpenduduk Muslim, akan tetapi juga bersumber dari negara non muslim. Namun kenapa yang dibesar-besarkan hanya yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin ? sementara perbuatan ekstrim yang dilakukan oleh non muslim tidak pernah di ekspose. Ini tidak lain karena ketidaktahuan mereka tentang islam atau karena kebencian yang mendekam dalam dada-dada mereka.

Menghadapi situasi seperti ini, kita sebagai kaum muslimin dituntut untuk tetap bersabar, terus mendakwahkan ajaran Islam yang benar berdasarkan pemahaman salafusshalih dan membuktikan dengan perilaku nyata, bukan sekedar teori.

Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan kita pemahaman yang benar tentang dien ini sebagaimana pemahaman pendahulu kita yaitu para shahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in. dan semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

Sumber: https://almanhaj.or.id/6122-islam-rahmat-tidak-mengajarkan-perilaku-ekstrim.html



Islam Rahmat Tidak Mengajarkan Perilaku Ekstrim Islam Rahmat Tidak Mengajarkan Perilaku Ekstrim Reviewed by OTK on 3:26 PM Rating: 5
Powered by Blogger.